Rabu, 19 Maret 2014

Letter for Fiance

Assalamualaikum kanda yang kuimpikan… Bagaimana khabarmu hari ini? Sudahkah kau basuh wajahmu dengan sucinya air wudhu’, yang membuat wajah bersahajamu diliputi cahaya? Sudahkah malam tadi kau habiskan sepertiganya dengan bermunajat kepada_Nya? Sudahkah kau bulatkan azammu untuk istiqamah melangkah di jalan_Nya?
Kanda…
Tegakkan bahumu, sempurnakan semangatmu, penuhi dadamu dengan nama_Nya, jemputlah rizqimu dengan sungguh-sungguh. Aku menghantarmu dengan selempang doa yang tersampir di bahu angin. Semoga hari ini, Allah melimpahkan keberkahan di setiap tarikan nafasmu. Penuhi pundi-pundi amalmu dengan kebaikan, jangan sisakan sedikitpun waktumu dalam kesia-siaan.
Malam nanti, aku kembali menunggumu dalam hening doa-doaku. Sandarkan hatimu pada_Nya, agar Ia memberimu kekuatan. Semoga esok hari, kau tak lagi ragu untuk segera menjemputku, menemani hari-harimu.
Siapapun engkau, di manapun berada, semoga Allah menjagamu, hingga tiba waktunya perjuangan panjangmu tak lagi sendiri. Maka, kukuhkanlah kembali semangatmu. Semoga esok hari, kau tak lagi ragu untuk hadir menjemputku.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada_Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai_Mu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada_Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih_Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhir_Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih_Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada_Mu.
Ya Allah…
Seandainya telah Engkau catatkan…
Dia milikku tercipta buatku…
Satukanlah hatinya dengan hatiku…
Titipkanlah kebahagian antara kami…
Agar kemesraan itu abadi…
Dan Ya ALLAH…
Ya Tuhanku Yang Maha Mengasihi…
Seiringkanlah kami melayari hidup ini…
Ketepian yang sejahtera dan abadi… Tetapi Ya ALLAH…
Seandainya telah Engkau takdirkan…
Dia bukan miliku…
Bawalah ia jauh dari pandanganku…
Luputkanlah ia dari ingatanku…
Dan peliharalah aku dari kekecewaan…
Serta Ya ALLAH Ya Tuhanku Yang Maha Mengerti…
Berikanlah aku kekuatan…
Melontar bayangannya jauh ke dada langit…
Hilang bersama senja nan merah…
Agarku bisa bahagia…
Walaupun tanpa bersama dengannya… Dan Ya ALLAH yang tercinta…
Gantilah yang telah hilang…
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah…
Walaupun tidak sama dengan dirinya… Ya ALLAH Ya Tuhanku…
Pasrahkanlah aku dengan takdir_Mu…
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan…
Adalah yang terbaik buat ku…
Kerana Engkau Maha Mengetahui…
Segala yang terbaik buat hamba_Mu ini…
Ya ALLAH…
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku…
Di dunia dan di akhirat…
Dengarlah rintihan dari hamba_Mu yang dhaif ini…
Jangan Engkau biarkan aku sendirian…
Di dunia ini mahu pun di akhirat…
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran…
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman…
Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup…
Ke jalan yang Engkau redhai…
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh…
Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
Rabbi…
Jika cintaku Kau ciptakan untuk dia…
tabahkan hatinya…
teguhkan imannya…
sucikan cintanya…
lembutkan rindunya… Rabbi…
Jika hatiku Kau ciptakan untuk dia…
Penuhi hatinya dengan Kasih_MU…
Terangi langkahnya dengan Nur_MU…
Bisikkan kedamaian dalam kegalauan…
Temani dia dalam kesepian…
Rabbi…
Kutitipkan cintaku pada_MU untuknya…
Resapkan rinduku pada rindunya…
Mekarkan cintaku bersama cintanya…
Satukan hidupku dan hidupnya…
Dalam cinta_MU…
Sebab, sungguh aku mencintainya kerana_MU…
Duhai seseorang disana …

Bila Allah mengizinkan kita bertemu kelak . . .
Bila Allah mewujudkan takdir pernikahan kita kelak . . .
 Dan bila kemudian disaat kita hidup bersama, lantas terlihat sisi salah pada diriku, semoga Allah mengurniakanmu kemampuan untuk melihat sisi baikku. Sungguh Allah S.W.T yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan isteri-isteri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)
Sedarkah engkau bahawa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahawa hanyalah Allah yang Maha Sempurna. Bukankah kurang bijaksana bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu? Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orang tua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmulah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kahwinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai isteri tanpa kekurangan dan kelemahan. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap isteri, beliau pun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, kerana Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap isteri-isterinya.
Duhai Calon Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap isteri-isteri mereka? Renungkanlah bahawa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertakhta di singgahsana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap isteri-isteri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahawa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putera-puterimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putera-puterinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putera-puteri kita dan bertakwa kepada Allah.
Ya Allah…
Engkaulah saksi ikatan hati ini,
Engkaulah yang telah menentukan hatiku jatuh pada lelaki ini,
jadikanlah cintaku pada calon suamiku ini sebagai penambah kekuatanku untuk mencintai_Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada_Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati_Mu.
Jika ia rindu, jadikanlah rindu syahid di jalan_Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap syurga_Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada_Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta_Mu. Ya Allah…
Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada_Mu,
telah berjumpa pada taat pada_Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada_Mu,
telah berpadu dalam membela syariat_Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur_Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada_Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Aamiin ya rabbal alamin^^…
ღღ ANA UHIBUKKA LADZI AHBABTANI LAHUUღღ

(¯`v´¯)♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`)`·.¸.·`


Semoga bermanfaat InsyaAllah...

Oleh:
♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
♥♥ ✿♥ ✿♥ ✿♥ Nugroho Wicaksono✿♥ ✿♥ ✿♥♥.
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥

http://www.facebook.com/nugroh​o.wicaksono2

silahklan Di Add

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
♥♥ ✿♥ ✿♥ ✿♥ Nugroho Wicaksono II✿♥ ✿♥ ✿♥♥.
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥

http://www.facebook.com/profil​e.php?id=100001474255947



Bagi sahabat yg mana mau minta di tag hubungi Admin Nugroho Wicaksono

ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ

Dan bilamana ada kata maupun penulisan yang salah mohon di benarkan

Salah dan Hilaf andai ada kata yang kurang berkenan mohon ma'afkan

Kami Hanya Insaniah fakir Hamba Allah yang tiada daya dan Upaya

Dipersilahkan bagi yang ingin share or copas jikalau bermanfa'at,

semuanya milik bersama.


*♥*•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•. ♥♥~*♥**♥*~♥♥ .•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•*♥*
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´
Semoga bermanfaat...
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

Di Persilahkan bagi yang mau tag,tag sendiri.
semoga bermanfa'at..Insya Allah

♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Salam Ukhuwah fillah
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´... ¸.·´¨) ¸.·*¨)♥
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥::♥::♥ hamba ♥::♥::♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫

(¯`v´¯).♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`)`·.¸.·`
..♥♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).​`•.¸.•´♥..♥♥..
♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸​¸.•*¨*•♥

♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥.

Prinsip ABC

A mbil yang baik

B uang yang buruk

C iptakan yang baru

Keep Istiqomah wa HAMASAH

Akhwat Mengkhitbah ????



Bismillah...
Mendengar seorang ikhwan yang mengkhitbah seorang akhwat, itu biasa. namun bagaimana jika kita mendengar seorang akhwat yang mengkhitbah seorang ikhwan?
Seperti Aisyah yang berani melamar seorang Fahri dalam film Ayat-Ayat Cinta? Walaupun bukan sesuatu yang luar biasa, namun perkara akhwat yang melamar seorang ikhwan masih jarang terjadi.


Hal ini disebabkan masih melekatnya sebuah ajaran etika dalam adat ketimuran kita bahwa, pria harus-lah yang lebih dulu berinisiatif (baca: melamar) dan wanita itu sifatnya hanya menunggu. Dan anggapan lain bahwa wanita yang mengajukan dirinya untuk seorang pria adalah wanita yang tidak mempuyai harga diri, tidak laku dsb.
Selain itu masih ada juga anggapan beberapa ikhwan yang tidak menyukai jika seorang akhwat yang berinisiatif terlebih dahulu.
Sebelum saya menjawab, atau lebih tepatnya membantah pendapat-pendapat tersebut, saya ingin menjelaskan terlebih dahulu, apa alasan saya menulis judul seperti ini?
Suatu hari saya berkunjung ke kost-an sahabat saya. Ketika itu dia bercerita bahwa seminggu yang lalu dia baru saja menolak lamaran seorang ikhwan yang mengajaknya untuk bersama-sama menyempurnakan separuh agama (baca:menikah). Alasannya simple, “saya tidak merasakan chemistry dengannya dan saya juga masih sementara kuliah”. Cerita itu tidak mengagetkan saya, namun yang mengagetkan saya adalah pengakuannya bahwa saat ini dia telah mengkhitbah seorang ikhwan. Sesaat saya terdiam, saya hampir tidak percaya. Sebab seperti yang saya jelaskan barusan, sahabat saya ini adalah seorang akhwat yang masuk urutan utama jncaran para ikhwan alias primadona para ikhwan. Jika Rasulullah mengajarkan kepada para ikhwan ketika memilih seorang istri dengan melihat 4 kriteria, sahabat saya memiliki semua itu. Wajahnya cantik dengan fisik yang sempurna. Keturunannya baik, hartanya lumayan, dan yang terakhir agamanya insya allah tidak diragukan, saya melihatnya dari pengorbanannya terhadap dakwah. (cat : “kembali, tidak ada manusia yang sempurna ^_^). Kadang hanya dalam beberapa minggu, ada saja ikhwan yang ditolaknya.
Dia kemudian bercerita bahwa ikhwan yang dikhitbahnya adalah teman sekolahnya ketika di bangku SMA dulu. Yang membuat sahabat saya tertarik pada ikhwan tersebut sewaktu masih di bangku SMA yaitu, ikhwan tersebut mempunyai sifat bertangung jawab, baik, dan ramah, shalatnya-pun sempurna 5 waktu, walaupun saat itu ikhwan tersebut belum belajar atau mengenal islam secara kaffah (sempurna). Di kelasnya ikhwan tersebut, mampu menyelesaikan pertengkaran antar teman-temannya dengan bijak. “dia punya kharisma ukhti”. ucapnya pada saya.
Dan sahabat saya pun pada akhirnya jatuh cinta untuk yang pertama kali pada ikhwan tersebut. Hatinya semakin sesak ketika ia mengetahui bahwa sang ikhwan tersebut juga mempuyai perasaan yang sama padanya Namun sahabat saya hanya bisa memendam apa yang ia rasakan. dalam hatinya.. Kenapa? Sebab saat di bangku SMA ,sahabat saya sudah berubah menjadi seorang *akhwat. Dari kajian islam yag diikuti sahabat saya, dia mengetahui bahwa pacaran dalam islam tidak dibenarkan dan hukumnya adalah haram. Karena itu dia memutuskan untuk menyimpan sendiri rasa cinta dalam hatinya. Hingga mereka berdua lulus sekolah. Keduanya pun pergi menimba ilmu di dua pulau yang berbeda. Sampai akhirnya dua pulau itulah yang menjadi jarak pemisah diantara mereka berdua yaitu antara pulau Sulawesi dan pulau Jawa. { sedihnya…. :’( }
Empat tahun sudah mereka berpisah. Kesibukan dakwah dan kuliah membuat sahabat saya lupa sejenak dengan perasaannya. Singkat cerita…sahabat saya sedang mengikuti kegiatan seminar nasional di pulau Jawa. Dunia memang begitu kecil, dan tanpa sengaja, mereka berdua dipertemukan di kampus tempat ikwan tersebut menuntut ilmu.. Siapa yang sangka, cinta yang telah lama terpendam kini bergejolak kembali. Apalagi sahabat saya mendapat informasi dari wanita teman sekolahnya yang kini sekampus dengan ikhwan tersebut bahwa si ikhwan tersebut sudah berubah pula menjadi seorang *ikhwah yang sebenarnya, dan sudah menjadi aktifis dakwah islam. Hati sahabat saya semakin terpesona. Dan akhirnya ia memutuskan dengan mantap untuk meminang ikhwan tersebut, mengajuka proposal cintanya pada ikhwan pujaan hatinya….(he…he….lebay yah…^_^)
Yang membuat saya begitu bangga pada sahabat saya adalah, alasan mengapa dia meminang ikhwan tersebut. Dia berkata, karena dia adalah seorang akhwat parimadona para ikhwan. Dia tak ingin lagi melukai hati ikhwan-ikhwan yang lainnya, dia tak ingin memunculkan fitnah bahwa dia seorang akhwat yang pemilih. Dan terlebih karena dia takut hatinya akan melakukan zina hingga membuatnya malu pada Allah. Dan sebuah alasan yang menurut saya indah yaitu, karena hatinya masih ada terukir nama ikhwan tersebut. Diapun berujar , “saya tau mungkin menurut orang ini memalukan, tapi saya tak ingin terus berada dalam kegamangan. Ketika seorang hamba mempunyai sebuah permintaan pada Tuhannya, dia harus melakukan dua persyaratan yaitu berdoa dan berikhtiar. Saya sudah berdoa kepada Allah agar saya diberikan pilihan yang terbaik menurut Allah, saya tidak kecewa jika nantinya allah memberikan pilihan yang lain. Namun saya juga menyelipkan doa permintaan bahwa, jika boleh, saya ingin meminta ikhwan tersebut pada Allah, dan jika boleh, Allah menghadirkan kepada ikhwan tersebut perasaan yang sama seprti yang saya rasakan padanya. Doa sudah saya panjatkan,,,dan ikhtiaranya…saya memberanikan mengajukan diri pada ikhwan tersebut.”
Saya kemudian bertanya, “bagaimana kalau nantinya ukhti ditolak“?
Sahabat saya kemudian terdiam sesaat. Dan kemudian berkata dengan mimik wajah yang serius. “iya ya ukhti, gimana kalau saya ditolaknya?
Ah terkadang saya berpikir kenapa saya begitu bodoh dan tolol mengajukan diri pada seorang ikhwan sementara disatu sisi, banyak ikhwan yang lain pula yang mengajukan diri pada saya.
Ukhti, saya juga manusia biasa, terlebih saya seorang wanita. Saya takut kalau-kalau dia menolak lamaran saya. Saya pasti akan sangat malu.
Tapi biarlah….toh saya bukan seorang akhwat yang murahan. Sebab saya mengajukan diri padanya untuk menjaga iffah saya sebagai seorang muslimah.,….dan apa boleh buat… nasi sudah menjadi bubur….saya siap dengan segala konsekuensinya”. Subhanaullah….
Gimana, cerita tentang sahabat saya tersebut? Sangat mengharukan bukan. Lalu bagaimana islam memandangnya?
Apa yang dilakukan oleh sahabat saya tersebut dengan mengajukan dirinya pada seorang ikhwan, pernah juga dilakukan oleh calon wanita penghuni surga yaitu Khadijah. Ketika Khadijah jatuh cinta pada Muhammad dan kemudian meminta saudaranya untuk melamar sang rasul pilihan tersebut. Malah Khadijah terbilang sangat berani karena dia adalah wanita yang sudah berusia 40 tahun, berstatus janda dan jarak usianya cukup jauh dengn rasul dengan selisih 15 tahun. Tapi subhanaullah, Rasul tak menganggap Khadijah sebagai wanita yang rendah, dan tidak mencelanya. Malah Rasul yang saat itu terkenal sebagai pemuda yang jujur malah merasa rendah diri dan menganggap bahwa dirinya tidak pantas disunting oleh wanita mulia seperti Khadijah. Dan pada akhirnya Rasul tak pernah berhenti bersyukur dianugerahi Khadijah oleh Allah, tak henti-hentinya Rasul mengucapkan terimakasih pada Khadijah yang telah memilihnya sebagai seorang suami dan hanya kepada Khadijah-lah Rasul memberikan cinta sejatinya….padahal Khadijalah yang terlebih dahulu mengajukan dirinya.
Namun sangat disayangkan, masih banyak diantara kita yang menganggap bahwa seorang wanita tidak pantas untuk mengajukan dirinya sebab itu akan menghinakan dirinya sendiri. dan terkadang masih ada saja ikhwan yang tanpa berpikir panjang langsung menolak ketika dipinang oleh seorang akhwat padahal akhwat tersebut bukan mengajaknya untuk berbuat sesuatu yang haram melainkan suatu perbuatan yang bernilai ibadah.
Oleh karena itu, pendapat saya pribadi, teman-teman akhwat yang berani mengajukan diri mereka kepada seorang ikhwan adalah sikap yang mulia. Alasan yang mendasari mereka adalah, mereka tak ingin hatinya terus berzina karena mempunyai perasaan pada seorang ikhwan. Dengan memberanikan mengajukan diri maka setidaknya mereka bisa mengetahui apakah ihwan tersebut mempunyai perasaan yang sama terhadap mereka atau tidak. Jika misalnya ya…maka perasaan cinta itu akan bernilai pahala ketika berakhir di pelaminan. Toh jika pada akhirnya nantinya mereka ditolak, mereka akan berhenti untuk mencintai dan kemudian mulai dari awal lagi menata hati untuk ikhwan yang berikutnya. Tapi bukan berarti akhwat yang tidak mengajukan dirinya itu tidak mulia, sebab pada dasarnya yang mengatur scenario bagaimana jalan pertemuan kepada jodoh kita, adalah Allah. Bukan begitu..?Sekali lagi, saya ingin mengatakan betapa bangganya saya kepada sahabat saya tersebut. Dia berani untuk mengejar cintanya walaupun dengan konsekunesi menanggung malu jika ditolak. Bagi saya itu bukanlah hal yang memalukan, sebab dia berani mengajukan dirinya. Tidak seperti saya yang ketika itu hanya bisa melihat dan mengagumi seorang ikhwan dari kejauhan. Dan hanya berdoa kepada Allah untuk memilihkan padaku pilihan yang terbaik.
Sumber :

*** “Kebebasan Wanita”, jilid ke 3, karya Abdul Halim Abu Syuqqah, terbitan Gema Insani Press, 1999, Jakarta)